Mengapa mengenang jasa para pahlawan menjadi penting? Karena
hal itu merupakan sebuah bentuk rasa syukur kita terhadap usaha mereka
dalam membebaskan Indonesia dari tangan
penjajah. Kita tidak merasakan penderitaan dan kesulitan yang dihadapi mereka
di medan tempur, pemaksaan kerja rodi, dan berbagai bentuk penganiayaan yang
tidak manusiawi lain. Singkatnya, sekarang kita tinggal menikmati buahnya yang
berupa ‘kemerdekaan’.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimanakah kita merefleksikan ungkapan terima kasih kita
kepada para pahlawan yang telah gugur dalam medan tempur? Apakah hanya cukup
dengan acara upacara tahunan, yang setelah acara selesai, selesai pula rasa
hormat kita. Ataupun dengan menyematkan ‘gelar pahlwan’ kepada mereka. Yang
ironisnya penyematan gelar itu, pada saat sekarang, kerap kali ditumpangi oleh
kepentingan politik orang-orang yang
berada di Senayan.
Menurut hemat penulis, cara mengungkapkan rasa balas budi
kita kepada para pahlawan adalah tidak dengan cara-cara seperti di atas.
Penulis berkeyakinan bahwa para pahlawan tidak membutuhkan semuanya itu. Karena
para pahlawan berjuang melawan kolonialis atas dasar keikhlasan dan karena
mereka ingin bangsa Indonesia tidak menjadi bangsa yang terjajah. Para pahlawan
justru lebih bangga kalau para penerusnya juga mempunyai semangat yang tinggi
untuk meneruskan perjuangannya dalam mengisi kemerdekaan ini.
Jika seandainya mereka berjuang karena ingin mendapatkan
imbalan, niscaya bangsa ini selamanya tidak akan merdeka. Seperti krisis
kepercayaan yang sedang terjadi saat ini, dimana banyak orang ingin maju
menjadi anggota dewan dengan motif untuk menyampaikan aspirasi rakyat.
Alih-alih menyampaikan aspirasi rakyat, yang diperlihatkan sekarang justru
aksi-aksi korupsi yang merugikan negara dan rakyat.
Hal ini terjadi karena ia maju menjadi anggota dewan bukan
berangkat dari rasa keikhlasan dan cenderung memakai cara-cara yang tidak
terpuji. Dengan cara money politic misalnya. Akibatnya, ketika sudah menjadi
anggota dewan maka ia dengan berbagai cara akan mengambil modal yang telah ia
keluarkan pada saat kampanye dan pemilihan. Dan bukan aspirasi rakyat lagi yang
dipikirkan.
Masih banyak PR yang harus diselesaikan oleh pemerintah saat
ini. Seperti kasus pertikaian antar suku kemarin, yang melibatkan suku Lampung
melawan Suku Bali dinilai oleh sebagian pengamat juga karena kelalaian
pemerintah. Masalah ini jika tidak diselesaikan secara tegas akan mengancam
kebhinekaan dan keberagaman Indonesia yang telah dipertahankan ratusan tahun
lamanya. Karena sebagaimana diketahui, isu-isu seputar SARA adalah isu yang
paling sensitive di Negeri Indonesia. Oleh karenanya, pemerintah mempunyai
peranan dan tanggung jawab yang sangat besar dalam usaha-usaha penyelesaian
isu-isu SARA tersebut.
Sebagai generasi penerus perjuangan para pahlawan kita
mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mempertahankan kemerdekaan ini dari
berbagai bentuk penjajahan. Entah itu berbentuk serangan-serangan dari luar
yang ingin mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia, budaya asing yang membodohkan,
dan produk luar yang merugikan rakyat. Atau datang dari dalam negeri sendiri
yang berbentuk usaha-usaha memecah belah NKRI, korupsi yang merugikan
Indonesia, dan sebagainya.
Dengan adanya momentum hari pahlawan ini berarti
mengingatkan memori kita kepada perjuangan para pahlawan pada tanggal 10
Nopember 1945 silam. Setidaknya ada rasa semangat yang diwariskan oleh para
pahlawan. Kita semua tentunya tidak ingin bangsa kita menjadi bangsa yang
terjajah, baik dari segi sosial, budaya, politik dan ekonomi. Jika demikian,
mari kita berjuang bersama-sama meneruskan para pahlawan untuk mempertahankan
bangsa ini dengan kemampuan yang kita miliki masing-masing. Yang masih sekolah
atau kuliah dengan belajar yang sungguh-sungguh, yang menjadi wakil rakyat dengan
mengabdikan dirinya dengan sepenuh jiwa, bukan malah menjadikan kedudukannya
sebagai piranti untuk memperkaya diri.