Jangan Salah, Banser Itu Pesantren


Jakarta - Kepala Satuan Koordinasi Barisan Ansor Serbaguna (Kasatkornas Banser) H Alfa Isnaeni, di Jakarta, Selasa (28/11) menegaskan, Banser merupakan pesantren sehingga tidak layak bagi kader berpikiran sempit tentang organisasi itu.

"Kalau kiai mengantar ilmu pada santri, mengelola pesantren. Maka yakinkan juga bahwa Banser adalah pesantren kedisplinan diri, pesantren bela negara, pesantren penjaga Pancasila, pesantren untuk mendulang dan menebar amaliah Nahdlatul Ulama dalam kerangka Aswaja," kata dia.

Ia menambahkan, Banser ialah kader inti Gerakan Pemuda Ansor. Tentu dalam harakah atau gerakan menjadi berbeda dengan kader yang tidak inti.

"Sungguh sangat beruntung bagi Banser disebut sebagai sebagai kader inti. Jadi sesuaikan perilaku di lapangan. Kalau remeh-temeh, tingkat pengabdian rendah, apa pantas disebut kader inti?" kata dia lagi di Markas Komando Satkornas Banser.

Kader inti jika dikirim komandannya, baik pimpinan Ansor atau komandan Banser atas persetujuan Ansor untuk menjadi instruktur, menurut dia, tidak boleh menolak.

"Seperti  itu konsekuensi menjadi kader penggerak, tidak boleh diam, harus jadi penggerak, disiplin dan bertanggungjawab. Banser ialah pengembang program-program sosial Ansor. Apa yang Ansor perintahkan, laksanakan. Apa yang Ansor putuskan,  Banser harus melaksanakan dan mengawal, bukan sebaliknya," kata dia mengingatkan.

Kasatkornas Banser itu menambahkan, menjadi Banser harus berusaha memantaskan, mematutkan diri dengan apa yang dilakukan kiai-kiai Nahdlatul Ulama.

"Baru setelah kita memantapkan niatan itu, terus dan teruslah beribadah kepada Allah," demikian Alfa Isnaeni.

Sumber